op13ck

op13ck
peuglah brown, hehe

Jumat, 24 April 2009


MACAM-MACAM TUHA
23 April 2009 13:37:08 | op13ck

Lontuan tidak bermaksud menghina, mengkritik, dst siapapun melalui tulisan ini. Lontuan hanya bermaksud menanggapi, mengklarifikasi yang bahwa istilah ‘Tuha-Tuha’ yang Lontuan tulis ini tidaklah mengandung unsur “Menghina,dst” melainkan sebagai barometer bagi kita yang sudah ataupun akan tergolong ‘Tuha’.

Sahabat, Lontuan mendapatkan istilah ini dari Teungku Lem pada Khutbah Hari Raya beberapa tahun lalu.

Katagori Tuha (orang tua) ada empat macam sesuai dengan kriterianya masing-masing, yang terbaik sekaligus paling susah ditemui dewasa ini adalah yang pertama, namun bukan berarti tidak ada. Inilah katagori idaman kita-kita yang sadar akan tujuan hidup ini, menurut Lontuan. Sedangkan yang paling binasa adalah yang terakhir, sedangkan dua di tengah silakan nilai sendiri.

Pertama, Tuha Tak Tok adalah Orang yang dituakan karena kepribadiannya
yang mumpuni, perkataannya yang selalu bermakna lagi berbudi dan tingkahnya senantiasa bermanfaat lagi terpuji.

Kedua, Tuha Pacok adalah orang yang dituakan dengan segala kelebihannya, namun tak pernah bisa mengendalikan unsur Riya dan ‘Ujub dalam dirinya sehingga apapun yang dibuatnya untuk umat selalu saja diikuti oleh euphoria, sibuk berkoar-koar seakan tak ada yang bisa berbuat tanpa keikutsertaanya.

Ketiga, Tuha Puteh Ok, dimana orang menuakan dia hanya karena melihat tanda-tanda ketuaan yang makin hari makin kentara pada dirinya. Tapi anehnya, dalam kesehariannya ternyata dia sendiri tidak pernah bisa (mau?) menyadarinya. Mungkin saja, dia tidak punya kaca rias di rumah.

Terakhir, Tuha Budok. Mungkin istilah ini terlalu
kasar, tapi Lontuan yakin tidak lebih kasar dari sepak terjang si Tua yang menyandang predikat tersebut. Orang menganggap dia sudah tua, tapi dalam “Tua”nya dia tidak pernah melakukan muhasabah, hidupnya senantiasa melakukan dosa tanpa memiliki rasa berdosa, Na’udzubillah.

Lontuan tidak bermaksud menghina, mengkritik, dst siapapun melalui tulisan ini. Lontuan hanya bermaksud menanggapi, mengklarifikasi yang bahwa istilah ‘Tuha-Tuha’ yang Lontuan tulis ini tidaklah mengandung unsur “Menghina, dst” melainkan sebagai barometer bagi kita yang sudah ataupun akan tergolong ‘Tuha’ nantinya sehingga dapat mawas diri agar tidak terjebak dalam fatamorgana hidup yang membuat kita lupa akan “Liang empat persegi’ yang setia menanti di akhir perjalanan hidup itu sendiri.

Wallahu a’lam.