op13ck

op13ck
peuglah brown, hehe

Senin, 21 Maret 2011

Lawan Aliran Sesat Lewat Media Internet

Arus aliran sesat kembali deras menabrak Aceh. Reaksi keras dari masyarakat muncul. Ulama, pemerintah, Ormas Islam, hingga masyarakat bergeming. Semua ikut ambil bagian dalam upaya melawan penyimpangan akidah ini.

Dewan Pakar Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf (MPTT) Aceh, Drs Tgk H Zainuddin M.Ag menyebutkan, apa yang terjadi di Aceh saat ini, tidak jauh beda dengan apa yang terjadi di negara-negara lain yang mayoritas penduduknya muslim. Seperti di Maroko, Yaman, Sudan, Turki, dan negara-negara timur tengah lainnya.

Kata dia, siapa pun mereka dan apa saja nama alirannya, tujuan mereka sama agar ummat Islam murtad. “Mereka ingin agar kaum muslimin ragu-ragu pada ajaran agamanya dan menganut paham atheisme yang anti nilai, anti ulama, dan anti Allah,” ujar Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry ini.

Ia meyakini, kasus Eden, Millata Ibrahim, Orang-Orang Suci, Mukmin Muballigh, Khalifah Tuhan, pengikut Al-Mahdi, Ingkar Sunnah dan sejenisnya adalah produk orientalis Barat yang dibungkus di dalam diri Agama Ahmadiyah.

”Ada benang merah antara makar yang dilakukan Jama’ah Ahmadiyah dengan aktivitas aliran sesat yang kini marak di Aceh. Propaganda mereka terhubung kait dengan konspirasi pihak Yahudi dan Nasrani,” sebut Zainuddin.

Ahmadiyah sendiri muncul di benua India pada tahun 1900 M. Aliran ini merupakan hasil binaan Inggris melalui majalah religion. Pendirinya adalah Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani kelahiran tahun 1839–1908 M. Ahmadiyah dianggap sesat karena menafikan Rasulullah Muhammad sebagai rasul terakhir. Sebaliknya, mereka menabalkan Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi penutup, pemberi hidayah, dan semua nabi-nabi sebelumnya tunduk padanya. Dalam fatwa mereka, mukmin yang benar adalah mukmin muballigh. Selain itu disebut kafir.

”Maka jangan pernah kita berhenti berdakwah. Sampaikan dan bicarakan selalu tentang kebenaran, sedikitkan bicara tentang ajaran-ajaran sesat ini,” pungkas Zainuddin.

Target pelajar
Sementara itu, Staf Bidang Dakwah Dinas Syari’at Islam Kota Banda Irwanda M. Jamil, S.Ag membenarkan aksi-aksi yang marak dilancarkan oleh kelompok aliran sesat ini. Diantara jalan masuk mereka ke Aceh adalah lewat media internet. Mereka menggunakan fasilitas facebook, twitter, chatting, dan media sosial lain untuk merekrut objeknya.

Sasaran mereka adalah kalangan pelajar, mahasiswa, dosen-dosen, dan para guru. Cara kerja mereka sistematis. Orang-orang yang telah direkrut, diundang mengikuti limited group discuss dari rumah ke rumah atau dari kafe ke kafe.

Mereka juga melakukan rekrutmen ala multi level marketting. Mereka juga diberikan tugas dan tanggung jawab yang besar untuk mengajak orang-orang bergabung dengan kelompok mereka. Semakin banyak orang-orang yang dapat direkrut, semakin besar pangkat dan penghasilan yang mereka terima.

Tentor mereka diberikan gaji, besarnya tergantung jabatan atau pangkat sang tentor. Informasi tentang hal ini disampaikan oleh mereka yang sudah pernah ikut bergabung, namun kemudian cepat sadar dan kembali ke ajaran yang benar.

Ada pun poin-poin kesesatan yang mereka sampaikan adalah, mereka tidak percaya kepada hadits nabi, dan meragukan orang-orang yang meriwayatkan hadits tersebut. Mereka juga tidak mewajibkan shalat lima waktu. Mereka mengklaim orang-orang yang di luar mereka sebagai golongan musyrik.

Terkait dengan siapa pelaku dari aksi aliran sesat ini, Irwanda mengatakan masih sulit diidentifikasi. Mereka berpindah-pindah, tokoh dan nama alirannya juga bertukar-tukar.

Aceh adalah tujuan utama mereka, kemudian Padang. Mereka menargetkan merusak pemikiran, moral dan pergaulan korbannya dengan cara menjauhkan mereka dari pendidikan Islam. Yang mereka garap adalah anak-anak Aceh yang cerdas. ”Jadi kalau otak kita sudah rusak apalagi yang kita harapkan, tentu tauhid juga rusak,” kata dia.

Menurut data yang ada, saat ini tercatat 40 muslim di Kota Banda Aceh yang menjadi korban. Diantara mereka ada yang berstatus pelajar, mahasiswa, bahkan dosen. Beberapa sudah taubat. Merekalah yang kemudian membocorkan ketimpangan ajaran tersebut.

Langkah antisipasi
Terkait langkah antisipasi, Irwanda menyebutkan, amar makruf nahi mungkar harus ditingkatkan. Itu wajib bagi setiap muslim. ”Dinas Syariat Islam sudah melakukan hal ini dengan menerjunkan tenaga penyuluh agama ke sekolah-sekolah dan langsung ke tengah-tengah masyarakat,” paparnya.

Pihak Dinas Syariat Islam juga siap bekerjasama dengan semua pihak terutama dalam hal penyuluhan agama. Tenaga penyuluh yang resmi tercatat ada 100 orang, da’i perkotaan ada 25 orang, di tambah dengan tenaga muhtasib atau WH di tingkat desa/gampong. muhammad meflin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.